Perencanaan Tambang

Industri pertambangan merupakan industri ekstraktif yang telah berjalan lebih dari 1 abadsecara global. Produksi terhadap komoditas tambang seperti batubara, mineral logam, mineralnon-logam, dan batuan diprediksikan akan mengalami peningkatan yang signifikan sejak abadke-20 sebesar 3-6% per tahun hingga tahun 2050 (Christmann, 2018). Kegiatan industripertambangan Kegiatan industri pertambangan memiliki tantangan mulai dari dampak negatifterhadap komponen lingkungan abioti, abiotik dan sosial. Penelitian dari India (Pandey et al.,2014) menemukan bahwa kegiatan pertambangan batubara secara langsung dapatmeningkatkan emisi gas rumah kaca dan mengubah iklim mikro pada suatu daerah. Kegiatanpertambangan logam dan batubara memiliki dampak terhadap komponen kesuburan tanah dankondisi kualitas air permukaan akibat dari air asam tambang (Druschel et al., 2004; Moodley etal., 2018; Vriens et al., 2019). Industri pertambangan juga memiliki tantangan dalampengelolaan kondisi sosial masyarakat di sekitar tambang baik di Afrika Selatan (Cole &Broadhurst, 2020), Peru (Saenz, 2023), Ghana (Anaafo et al., 2023), dan Australia (De Valcket al., 2021). Dari berbagai macam contoh tantangan pengelolaan industri pertambangan,diperlukan sebuah perencanaan tambang secara holistik dan komprehensif.